Monday, April 25, 2016

Trip tanpa rencana ke Malaka bagian 1

Hari kedua kami berencana pergi ke Malaka, sebuah destinasi yg awalnya tidak masuk dalam daftar tempat yang wajib dikunjungi di Malaysia. Tapi salah satu dari kami yaitu Tya, pernah berujar pengen ke Malaka. Ada apa di Malaka? Itu yg menjadi pertanyaan saya ketika itu, di bayangan saya Malaka adalah sebuah selat, selat Malaka. Hal lain yg terlintas ketika mendengar kata Malaka adlh pelabuhan yang menjadi transit lalu lintas perdagangan bangsa Portugis, China, Belanda, Arab ke wilayah Asia  jaman dahulu (inget gak pelajaran sejarah). Apa menariknya Malaka? Itu tetap menjadi pertanyaan, sampai kami bertemu dengan seorang backpacker asal Jakarta di bandara KLIA, Nadya. Siapa Nadya? Nanti saya ceritakan sosoknya di post lain hehe.. yang menarik adalah destinasi pertama Nadya di Malaysia adalah ke Malaka. Waw, saya jadi penasaran, biasanya seorang backpacker sejati spt Nadya ini pasti sudah mempertimbangkan destinasi yg wajib dia kunjungi beserta itinerary detail dan padat. Okelah, sptnya ada sesuatu yg menarik di Malaka...
Sayangnya kami ngga jadi berangkat ke Malaka bareng Nadya pada hari pertama, alasan kita ke Nadya, krn kita mau explore KL dulu, hehe.. padahal alasan sebenarnya adalah krn kita sangat lelah dan ngantuk hahaha.. pengen ke hotel terus rebahan.. yasalam backpacker apa kita ini..
Malam sebelum kami berangkat,  mulai searching tentang Malaka, tempat menarik disana dan bgm transportasi kesana. Screenshot bbrp yg kami anggap penting, maklum selama perjalanan nanti kita pasti kesulitan mencari koneksi internet, bisa disebut kami adlh fakir wifi.. Huhu.. (terutama saya).
Jam 8.15 waktu setempat, kita mulai jalan ke Masjid Jamek, krn stasiun LRT  terdekat dari penginapan kita berada di samping masjid jamek, beli tiket di mesin tiket tujuan akhir stasiun Bandar Tasik Selatan (BTS) dengan harga tiket per orang RM 3,2 atau setara Rp.10.800 , lalu kita naik ke atas menuju peron, sampe di atas peron saya melihat ada papan yg berisi running text tujuan LRT dan berapa lama lagi LRT itu tiba. Saya membaca 2m Sentul Timur, artinya 2 menit lagi akan ada kereta masuk menuju sentul timur. Sebentar, sptnya kita salah arah peron. Ibarat kalau naik cl, mau ke arah Bogor, tapi naik yg arah Jakarta kota... duh..
Akhirnya kita turun lagi dan mencari jalan ke peron yang benar, entah kita nya yg sulit memahami jalur lrt disini, atau memang kurang jelasnya petunjuk arahnya, sempet ragu krn disana tertulis lrt nya melalui jalur Ampang, setelah lihat peta rute LRT, benar juga ternyata, walau kita menuju stasiun Bandar Tasik Selatan, melalui jalur Ampang.

Ini jalur yg LRT disana
Jalur LRT hasil download 
Pengalaman pertama naik LRT di sini, kesan pertama ko keretanya sama spt commuterline di Jakarta, disini malah lebih pendek, cuma 5 gerbong. Bedanya lagi, ngga padet, atau mungkin krn hari Sabtu jadi agak lengang? Tapi yang perlu ditiru adlh jadwalnya ontime, di peron sudah ada tanda dimana pintu akan terbuka, stasiun nya juga besar dan bersih, ah, ngebayangin kapan commuterline akan spt itu. 
Sampai di stasiun BTS kita berjalan menuju Terminal bus yang bernama Terminal Bandar Selatan (TBS), disini ngga usah takut nyasar, krn petunjuk arahnya jelas. Sampai di TBS, kita sejenak terpaku.. (apa sih bahasanya...!) kalau bahasa Depoknya, terbengong- bengong.. Ini terminal apa bandara?
Masuk ke Terminal Bandar Selatan akan langsung tersuguhi sebuah layar besar berisi jadual keberangkatan bis. 
screen jadual keberangkatan bis
sampai disini kita sedikit bingung, bagaimana membeli tiketnya? Bis yang mana yang akan kita naiki? dari hasil walk blogging semalam, saya teringat ada blogger yang memilih sebuah bis bernama Delima untuk pergi ke Malaka Sentral. Kami sempat ingin menaiki bis Sani Express karena bentuknya yang bertingkat, hehe... ndeso ya? 
Saya dan Fara mengantri di salah satu counter pembelian tiket ke Malaka sentral. Oh, iya didalam TBS ini ada dua tempat antrian, pertama antrian sistem tiket berpusat (ada dibawah layar/screen keberangkatan bis) di antrian ini, calon penumpang memesan tiket dengan menyebutkan tujuan  dan waktu keberangkatan, nanti mas nya di counter tiket akan mencarikan bis yang sesuai. antrian kedua adalah antrian sesuai nama bis dan tujuan bis tersebut. Karena kita pengen naik bis Sani Ekspress, maka saya dan Fara mengantri di antrian tiket bis Sani Ekspres.

antrian tiket bis
Sampe depan loket ternyata bis Sani tidak memiliki tujuan ke Malaka Sentral, kita malah disuruh memilih bis sesuai tujuan dan jam keberangkatan, loh,, kok ini jadi sama seperti loket sistem terpusat.. ya sudahlah, akhirnya kami memutuskan naik bis Delima, pertimbangannya karena harganya lebih murce.. haha.. akhirnya kantong berbicara... (biaya tiket per orang RM10 alias Rp.33.750,-)


memilih kursi bis

mbaknya yang ngelayanin
Setelah mendapatkan tiket, kami menunggu di ruang tunggu keberangkatan bis sesuai gate yang tertera di tiket, sumpah.. keren banget mirip ruang tunggu bandara.. dan lebih kerennya lagi, jadual keberangkatan on time!

Tiket bis Delima


Informasi ruang tunggu

ruang tunggu
tempat boarding

ini bisnya (diambil dari internet)
bersambung.....