Hari ini aku seneneeeeenggg banget, karena hasil pompaku siang ini menembus angka kurleb 180 ml,,,!!! waw... Subhanallah banget, seumur -umur belum pernah sekali pompa dapat segitu, biasanya cuma 80 - 100 ml, itu juga harus lamaaa.... nunggu LDR dateng. Alhamdulillah....
Kalau inget perjuanganku memberi ASI untuk Bara,, Subhanalloh, Maha Suci Alloh yang telah menciptakan Mahluk dengan sempurna. Ketika Bara lahir, ASI ku nggak langsung keluar, beruntung aku lahir di klinik yang bidannya pro ASI, mereka terus menyemangatiku untuk tetap menyusui Bara, walau pun ASI belum keluar, "nanti juga lama2 keluar ko bu" begitu kata bidannya "yang penting susui terus". Sewaktu mengandung, aku pernah ikut seminar yang diadakan AIMI di kantorku, dalam seminar itu dijelaskan bahwa bayi yang baru lahir membawa makanan dari perut ibunya, jadi sebenarnya bayi tahan sampe tiga hari tidak ada asupan apa2, lagipula lambung bayi hanya sebesar biji kelereng, keciiil... jadi satu sendok teh saja sudah kenyang. Aku ingat kejadian pada malam ketiga setelah lahir, Bara nangis kejer, aku cek popoknya basah atau tidak, ternyata kering, lalu aku susui, dia semangat menghisap, setelah itu nangis lagi sampe kejer... ibuku yang menungguiku menyuruhku memberikan sufor ke Bara, Aku dan suami menolak, "kasihan," Ibuku bilang. Aku gendong, dan aku tenangin dengan memeluknya, Bara tetep menangis, sampe aku ngga kuat, ikutan nangis.. mengeluh, jangan2 ASI ku memang ngga akan keluar...
Suamiku menenangkanku, menyemangatiku bahwa aku bisa memberi ASI... (senengnya punya suami pro ASI..). Alhamdulillah... akhirnya setelah aku menenangkan diri, dibantu ibuku yang memijat pd ku, cairan putih itu keluar juga.... dan langsung kuberikan ke Bara yang udah tidur karena kecapean nangis..
Perjuanganku memberi ASI belum berhenti, Aku harus mulai stok untuk persiapan ketika nanti Bara aku tinggal kerja, aku membeli alat untuk pumping dan botol - botol untuk menyimpan ASI, Aku mulai belajar memompa, daaaaaannnn ternyataa,,, hasilnya cuma sedikiiiit banget, cuma basahi bagian bawah botol aja, dan ternyata bumerku liat dong hasil pompaanku, eh, malah bikin kesimpulan bahwa ASIku sedikit... apalagi setelah kontrol Bara waktu usia 10 hari, BB nya turun 1 ons.. makinlah aku merasa tersudutkan.
Semenjak lahiran, aku memang tinggal dirumah mertua, lantaran Bara adalah cucu pertama mereka yang memang sudah mereka harapkan. Namanya juga dirumah mertua, walaupun mereka baik, perhatian, tapi tetep saja aku merasa canggung, ngga senyaman ketika tinggal dirumah sendiri, apalgi baru lahiran, pengen dimasakin ini itu, tapi ngga enak mintanya. awalnya minta ke suami, tinggal dirumah ibuku saja, tapi ngga di acc, katanya aku manja, kalau minta masakin, minta aja ke ibu (mertua). makanya pasca lahir, aku merasa terkena syndrom baby blues, bisa tiba2 nangis ngga jelas, mengurung diri, sebel banget liat mertuaku (karena cerewet bgt menurutku), dll. sampe aku pengen kabur, pengen pulang kerumahku sendiri, pengen diperhatiin sama ibu sendiri...
Dua bulan cuti, tapi belum sebotolpun stok ASIP untuk Bara aku hasilkan, aku mulai frustasi, bagaimana nanti kalau aku kerja, Bara minum apa? aku ngga mau menyerah sama sufor. Sampe aku kontrol dan jadual Imun Bara ke bidan tempat aku melahirkan, aku ketemu lagi dengan bidan yang membantu prosesku dulu, dia menjelaskan tentang ASI dan segala kelebihannya, dia menyemangatiku, bahwa ASI tergantung fikiran kita, hasil pompa tidak mencerminkan jumlah ASI. buktinya BB Bara naik, yah waktu 2 bulan BB Bara naik 1.3 kg! Alhamdulillahnya lagi, bumerku juga ikut mendengarkan dan mendapat pencerahan dari bidan, "Silakan ibu memberi cucu ibu sufor, tapi apakah ibu juga sudah menyiapkan anggaran buat beli susunya, buat kontrol ke DSA?" bumerku manggut2, "Anak ASI biasanya imunnya lebih kuat". Sejak dari situ aku mulai semangat mompa, mengumpulkan setetes demi setetes, aku membuat jadual rutin memompa setiap hari, berapapun hasilnya aku kumpulkan. Tapi sampai sehari sebelum hari H, stokku baru terkumpul kira2 10 botol saja. ya sudahlah.... aku pasrah saja kalau Bara harus ditambah sufor...
Hari pertama aku kerja, Bara mulai kutinggal jam 5.30 pagi, kira2 jam 9 pd ku sudah mulai terasa penuh, aku perah dengan tangan, (karena aku frustasi sama alat pompaku, hehe...), Aku kaget bisa dapet 100 ml..!,
jam 12 sudah terasa lagi, aku perah lagi dapet lagi 100 ml, jam 3 sore aku perah lagi, dpt lagi 100 ml, jadi totalnya ada 300 ml ASIP yang aku bawa kerumah, sampe rumah pun masih bisa aku perah menghasilkan 200 ml (dua kali perah). Pertama kali ditinggal Bara minum 500 ml ASIP, impas kalau begitu..
Aku berusaha untuk bisa surplus, jadi stokku bisa bertambah, syukur bisa nabung. Rupanya memang harus kejar tayang, dapetnya impas terus... malah pernah defisit,, aku ngga masuk kerja, hehehe.
Setelah berjuang dengan stok ASIP yang kejar tayang (sampe cape, pengen nyerah) Alhamdulillah... Bara akhirnya bisa lulus ASI Ekslusif juga... yeeeaah... ngga bisa digambarkan betapa bahagianya... legaaaa.. banget... Sekarang Bara udah 7 bulan, dan Alhamdulillah masih bisa ASI..
No comments:
Post a Comment