Thursday, September 22, 2016

Trip tanpa rencana ke Malaka bagian 2

hwaa... maapkeun bagian 2 nya lama bgt terbitnya, udah di ketik dari dulu si, cuma editnya yg lama... krn kemarin msh ribet kerjaan jadi blm bisa bebas nulis, hehe... cuss langsung aja..

Perjalanan dari TBS ke Malaka Sentral menempuh waktu 2 jam. Sekitar jam 13.00 kami sampai di Malaka Sentral, untuk menuju kawasan wisatanya kita harus naik bus sekali lagi, nama bisnya Panorama. Tapi berhubung saat itu kami kelaparan, karena ngga sarapan, kami memutuskan untuk mencari makan terlebih dahulu. Di sana kami hanya melihat warung cepat saji McD, tapi begitu melihat menunya... ternyata ngga ada nasi.. hiks... padahal kami butuh nasi dah hari kedua ngga ketemu nasi putih (selalu nasi lemak)... kami berjalan ke dalam, sebenarnya Malaka Sentral adalah sebuah terminal bis dalam kota tapi di dalamnya ada banyak penjual pakaian, kerudung dan beberapa rumah makan. Setelah memilih beberapa rumah makan yang hendak kami singgahi, akhirnya diputuskan untuk makan di sebuah rumah makan chinese food, di depannya terpampang tulisan besar: pemilik restoran muslim. Namanya restoran Sri Mawar Ria

Tiba di Sentral Malaka

Assyiiik ada Wifi di restoran ini *lol


Ini makanannya... enaaakk... nyam nyam nyam

sop ikannya maknyuss...

Selesai makan, kami berkeliling di dalam sentral Malaka, dasar naluri perempuan, yang dituju pasti toko toko baju dan kerudung... hehehe....kami sedikit menghabiskan waktu dengan belanja kerudung disana. Sampai salah satu dari kami mengingatkan "mau sampai kapan kita disini, kita kan belum sampe ke Malaka nya?" Ya ampuun... bener juga. Kami langsung bergegas keluar terminal dan mencari bis yang akan ke Malaka. Sampe diluar, kita agak bingung, karena terparkir banyak bus Panorama disana, pertanyaannya adalah bis yang manakah yang akan kita naiki? Saya berjalan dari satu bis ke bis yang lain, mengamati dengan seksama tujuan dan rute yang dilalui, berharap ada sedikit petunjuk sambil membuka screen capture handphone, apakah dari hasil walkblogging semalam saya sempat menyimpan gambarnya. sayangnya saya ngga nyimpen.. :( 
Pas berdiri di depan bis no.17 saya tertegun sejenak membaca tujuan bis tsb "Ujong Pasir" Ahai... saya inget, ini bisnya, spontan saya lalu masuk kedalam dan tanya ke sopirnya dengan bahasa Inggris saya yang pas pasan :) is the bus going to city hall?" sang sopir bis yang berperawakan sedang dengan mata agak sipit menoleh ke arah saya dan ngomong ngga jelas... tapi dari bahasa tubuhnya, dia menyuruh saya untuk segera masuk, saya melihat kedalam, bis ini dipenuhi beberapa wisatawan mancanegara, berarti memang benar inilah bis yang dimaksud. Kemudian saya diikuti teman teman masuk kedalam bis, tidak lama setelah itu bis tsb langsung jalan, Didalam bis, ada seorang kondektur yang menagih ongkos. Satu orang 1,5 ringgit x 4 orang = 6 ringgit. saran saya adalah siapkan uang pas, jika tidak kondektur akan membulatkan sesuka hati dia dan mengembalikan sesuai pecahan yang dia punya. 
Sekitar 18 - 20 menit perjalanan, akhirnya kami sampai ke sebuah taman yang dipenuhi banyak wisatawan dan bangunan bangunan berwarna merah. Sebagian besar penumpang bis ternyata turun disini. 
Bangunan yang pertama kali terlihat disini adalah sebuah bangunan gereja bernama Crist Church dan bangunan bernama Balai Seni Lukis Malaka

Gereja Christ Church dan Balai Seni Lukis
Selain itu ada marka I love Melaka yang di jadikan tempat menarik untuk foto foto


Setelah puas foto foto kami berdiskusi sebentar, mau ke arah mana kita berjalan, sambil mengamati peta kawasan tsb, Setelah sepakat, kami berjalan ke arah kanan kami (sungai Malaka) dan berencana mengelilingi kawasan tersebut dan kembali ke taman selanjutnya pulang. Setelah melewati sungai Malaka, sepertinya akan lebih asyik kalau pulangnya saja melewati sungai ini dengan naik perahu, okelah, akhirnya kami putar balik dan menyusuri kota Malaka dari kiri kami.

Peta kawasan
oh, iya pas kita ke Malaka, cuaca disana sedang panas panasnya, nah ini penting buat traveller, sebaiknya cek cuaca dulu ya sblm pergi ke suatu tempat, biar gak saltum terutama saltum cuaca hehe... kan gak lucu pas winter pake kaos oblong, atau pas summer pake jaket tebel.. 
Btw, di Malaka, cuaca nya mirip lah sama Indonesia, pas lagi musim panas, panasnya terik bgt, saran kita sih pake kaos aja ya... jangan lupa bawa payung atau topi. Balik lagi ke objek wisata di Malaka, sebenernya yang menarik di Malaka adalah bangunan bangunan dan objek bersejarah yang ditata ulang, dirawat, dilestarikan dan dikemas sesuai jaman sekarang tapi tetap memunculkan "kesejarahannya".. aduh apasih bahasanya... pokoknya yang hobi mengunjungi situs situs bersejarah wajib ke sini, hehe,,, 











Setelah lelah berjalan kaki menyusuri satu demi satu bangunan dan situs bersejarah, kami melanjutkan perjalanan dengan menaiki perahu menyusuri sungai Malaka. 


Antri tiket

ini tiketnya...

dapat goodybag gratis
Isi goodybagnya...
Sebelum naik perahu, kita difoto dulu loh guys, katanya sudah SOP nya seperti itu.. hehe... kita mah seneng banget di foto.
Sepanjang perjalanan menyusuri sungai Malaka, kita akan disuguhi dengan pemandangan yang begitu indah. di sisi kiri, terlihat perumahan penduduk setempat yang tertata rapi, sisi kanan, akan terlihat bangunan bangunan baru seperti hotel, dan bangunan lainnya, ada pula lintasan kereta monorail yang terdapat jogging track dibawahnya. Saya ngebayangin menyusuri selat Malaka bareng pasangan (yang sudah halal loh..) malam malam dibawah langit bertabur bintang, dikelilingi cahaya dari lampu lampu taman... duh. tapi emang bener loh, ada saran dari teman, kalau ke Malaka sebaiknya nginep dan jalan jalannya di malam hari, itu katanya indaaaaahhh banget... (sayangnya kita kemarin gak nginep, mungkin next time ke Malaka lagi harus nginep).




Kelar menyusuri sungai (bolak balik) kami memutuskan balik ke KL, karena sudah hampir Magrib. Kami mencari bis Panorama menuju Sentral Malaka, disini kami sempat khawatir karena takut tidak keburu naik bis terakhir ke TBS (kalau ngga salah bis terakhir jam 8.30 malam). Alhamdulillah, kami tiba pas bgt dengan waktu keberangkatan bis KKKL, harga tiket per orang RM 13.40.

tiketnya
dalam bis yang nyaman banget

    

ini penampakan dalem bis KKKL
Tiba di TBS udah malem bgt, sempet khawatir ngga ada LRT (ketahuan bgt gak pake planning... ). sekali lagi.... Alhamdulillah... ternyata masih ada LRT, entah itu LRT terakhir atau bukan. Sampe hotel udah malem sekitar jam 12 an, bersih bersih, sholat, terus tiduuuuurrrrr...

Seperti itulah kisah perjalanan kita ber empat ke Malaka tanpa rencana... semoga bermanfaat hehe... 
Sampai bertemu di perjalanan lainnya...
















Monday, April 25, 2016

Trip tanpa rencana ke Malaka bagian 1

Hari kedua kami berencana pergi ke Malaka, sebuah destinasi yg awalnya tidak masuk dalam daftar tempat yang wajib dikunjungi di Malaysia. Tapi salah satu dari kami yaitu Tya, pernah berujar pengen ke Malaka. Ada apa di Malaka? Itu yg menjadi pertanyaan saya ketika itu, di bayangan saya Malaka adalah sebuah selat, selat Malaka. Hal lain yg terlintas ketika mendengar kata Malaka adlh pelabuhan yang menjadi transit lalu lintas perdagangan bangsa Portugis, China, Belanda, Arab ke wilayah Asia  jaman dahulu (inget gak pelajaran sejarah). Apa menariknya Malaka? Itu tetap menjadi pertanyaan, sampai kami bertemu dengan seorang backpacker asal Jakarta di bandara KLIA, Nadya. Siapa Nadya? Nanti saya ceritakan sosoknya di post lain hehe.. yang menarik adalah destinasi pertama Nadya di Malaysia adalah ke Malaka. Waw, saya jadi penasaran, biasanya seorang backpacker sejati spt Nadya ini pasti sudah mempertimbangkan destinasi yg wajib dia kunjungi beserta itinerary detail dan padat. Okelah, sptnya ada sesuatu yg menarik di Malaka...
Sayangnya kami ngga jadi berangkat ke Malaka bareng Nadya pada hari pertama, alasan kita ke Nadya, krn kita mau explore KL dulu, hehe.. padahal alasan sebenarnya adalah krn kita sangat lelah dan ngantuk hahaha.. pengen ke hotel terus rebahan.. yasalam backpacker apa kita ini..
Malam sebelum kami berangkat,  mulai searching tentang Malaka, tempat menarik disana dan bgm transportasi kesana. Screenshot bbrp yg kami anggap penting, maklum selama perjalanan nanti kita pasti kesulitan mencari koneksi internet, bisa disebut kami adlh fakir wifi.. Huhu.. (terutama saya).
Jam 8.15 waktu setempat, kita mulai jalan ke Masjid Jamek, krn stasiun LRT  terdekat dari penginapan kita berada di samping masjid jamek, beli tiket di mesin tiket tujuan akhir stasiun Bandar Tasik Selatan (BTS) dengan harga tiket per orang RM 3,2 atau setara Rp.10.800 , lalu kita naik ke atas menuju peron, sampe di atas peron saya melihat ada papan yg berisi running text tujuan LRT dan berapa lama lagi LRT itu tiba. Saya membaca 2m Sentul Timur, artinya 2 menit lagi akan ada kereta masuk menuju sentul timur. Sebentar, sptnya kita salah arah peron. Ibarat kalau naik cl, mau ke arah Bogor, tapi naik yg arah Jakarta kota... duh..
Akhirnya kita turun lagi dan mencari jalan ke peron yang benar, entah kita nya yg sulit memahami jalur lrt disini, atau memang kurang jelasnya petunjuk arahnya, sempet ragu krn disana tertulis lrt nya melalui jalur Ampang, setelah lihat peta rute LRT, benar juga ternyata, walau kita menuju stasiun Bandar Tasik Selatan, melalui jalur Ampang.

Ini jalur yg LRT disana
Jalur LRT hasil download 
Pengalaman pertama naik LRT di sini, kesan pertama ko keretanya sama spt commuterline di Jakarta, disini malah lebih pendek, cuma 5 gerbong. Bedanya lagi, ngga padet, atau mungkin krn hari Sabtu jadi agak lengang? Tapi yang perlu ditiru adlh jadwalnya ontime, di peron sudah ada tanda dimana pintu akan terbuka, stasiun nya juga besar dan bersih, ah, ngebayangin kapan commuterline akan spt itu. 
Sampai di stasiun BTS kita berjalan menuju Terminal bus yang bernama Terminal Bandar Selatan (TBS), disini ngga usah takut nyasar, krn petunjuk arahnya jelas. Sampai di TBS, kita sejenak terpaku.. (apa sih bahasanya...!) kalau bahasa Depoknya, terbengong- bengong.. Ini terminal apa bandara?
Masuk ke Terminal Bandar Selatan akan langsung tersuguhi sebuah layar besar berisi jadual keberangkatan bis. 
screen jadual keberangkatan bis
sampai disini kita sedikit bingung, bagaimana membeli tiketnya? Bis yang mana yang akan kita naiki? dari hasil walk blogging semalam, saya teringat ada blogger yang memilih sebuah bis bernama Delima untuk pergi ke Malaka Sentral. Kami sempat ingin menaiki bis Sani Express karena bentuknya yang bertingkat, hehe... ndeso ya? 
Saya dan Fara mengantri di salah satu counter pembelian tiket ke Malaka sentral. Oh, iya didalam TBS ini ada dua tempat antrian, pertama antrian sistem tiket berpusat (ada dibawah layar/screen keberangkatan bis) di antrian ini, calon penumpang memesan tiket dengan menyebutkan tujuan  dan waktu keberangkatan, nanti mas nya di counter tiket akan mencarikan bis yang sesuai. antrian kedua adalah antrian sesuai nama bis dan tujuan bis tersebut. Karena kita pengen naik bis Sani Ekspress, maka saya dan Fara mengantri di antrian tiket bis Sani Ekspres.

antrian tiket bis
Sampe depan loket ternyata bis Sani tidak memiliki tujuan ke Malaka Sentral, kita malah disuruh memilih bis sesuai tujuan dan jam keberangkatan, loh,, kok ini jadi sama seperti loket sistem terpusat.. ya sudahlah, akhirnya kami memutuskan naik bis Delima, pertimbangannya karena harganya lebih murce.. haha.. akhirnya kantong berbicara... (biaya tiket per orang RM10 alias Rp.33.750,-)


memilih kursi bis

mbaknya yang ngelayanin
Setelah mendapatkan tiket, kami menunggu di ruang tunggu keberangkatan bis sesuai gate yang tertera di tiket, sumpah.. keren banget mirip ruang tunggu bandara.. dan lebih kerennya lagi, jadual keberangkatan on time!

Tiket bis Delima


Informasi ruang tunggu

ruang tunggu
tempat boarding

ini bisnya (diambil dari internet)
bersambung.....




Monday, March 7, 2016

Belajar toilet training

Sudah hampir satu bulanan Bara (2 tahun 6 bulan) perlahan di ajarkan toilet training. Mungkin agak telat ya.. harusnya sblm 2 tahun sudah mulai diajarkan, tapi ibunya blm telaten,  hehe... kuncinya memang harus telaten, sabar dan konsisten. Oh, iya, Bara sehari hari ketika saya kerja, dititipkan ke saudara kembar saya. Bara memanggilnya bunda, bunda adlh seorang fulltime mother, anaknya Alhamdulillah sudah besar, yang pertama kakak Rachel usianya sekarang hampir 12 tahun, yang kedua kakak Fatih usianya sekarang 7 tahun. Jangan heran ya kenapa saudara kembar bisa beda punya anaknya? Hehe.. jawabannya sederhana sih, karena bunda lebih dulu bertemu jodohnya, 8 tahun kemudian baru saya bertemu jodoh..
Balik ke toilet training, sebenernya dng posisi saya yang kerja, dengan Bara yang lebih banyak waktu dengan bundanya, agak kesulitan buat saya untuk mengajarkan toilet training. Saya juga agak gak enak hati buat memberitahu bundanya kalau Bara sudah bisa perlahan dilepas popoknya dan diajarkan toilet training. Udah mau dititipkan aja udah seneng, khawatir bunda malah berfikir ulang untuk menjaga Bara, kalau saya sering mendistorsi. Ternyata apa yang saya fikirkan ternyata salah, Bunda malah lebih dulu mengajarkan tentang toilet training ke Bara..  ðŸ˜± waw..  (malu bgt rasanya...)
Bunda bilang, Bara pernah sampein ke bunda kalau kata ibu, Bara udah besar, ngga usah pake popok lagi, hehe.. he saved me, tau aja ibunya gak enak sampein ke bundanya...
Nah, sejauh ini toilet training Bara berjalan lancar, mungkin ini bisa menjadi tipsnya:
1. Tanamkan ke anak, bahwa dia sudah besar jadi tidak perlu pakai popok lagi
lagi.
2. Setiap 1 jam sekali ajak anak untuk buang air kecil di toilet, sebelum tidur siang, bangun tidur siang
3. Ajari anak bagaimana cara menggunakan toilet, spt cara jongkok/duduk, cara flushing, walau untuk istinja (membersihkan) tetap dilakukan oleh ibu/orangtua yang mendampingi.
4. Konsisten dengan ucapan. Ternyata anak sangat mengingat apa yang orangtua ucapkan.Contoh: waktu itu malam, Bara saya pakein popok ketika tidur krn musim hujan, kalau malam suka ngompol. sekitar jam 2 pagi, dia bangunin saya, bilang mau pipis. Krn ngantuk, spontan saya bilang, Bara kan pake popok, ya udah gpp pipis aja. Tapi dia jawab: Ibu gimana si, kata ibu kalau pipis di wc bukan di pamp**s. Deziiiig... langsung lompat saya ketika mendengar jawaban polos dia..
5. Jangan menyalahkan anak, ketika tiba tiba dia pipis ngga bilang, mungkin dia lupa, atau tidak tahan.
6. Jangan pelit memberi pujian ke anak.
Apalagi ya.. mungkin segitu aja kali ya.. semoga dilain waktu bisa cerita lagi..

Monday, January 25, 2016

Arsitek or sipil

Pagi pagi dpt whatsapp dari atasan ttg pembagian tugas yg hrs dikerjakan hari ini. Suasana kantor bbrp hari ini memang sedang hectic, dampak dr restrukturisasi organisasi membuat awal tahun jadi ketimpa banyak kerjaan, biasanya awal tahun cuma fokus ke laporan keuangan, menjalani pemeriksaan Bpk, tahun ini ditambah hrs menyiapkan sarana dan prasarana sesuai struktur organisasi yg baru.. 😔😂
Oh, iya di struktur organisasi yg baru, saya ditempatkan di subbag BMN dan Layanan Pengadaan, sebuah subbag baru pecahan dari subbag rumahtangga dan perlengkapan. Alhamdulillah.. masih ditempatkan dengan teman teman lama, kasub yg lama dan kerjaan yg awalnya difikirnya berkurang krn tidak lagi mengerjakan urusan rumahtangga, ternyata teteup.. 😪
Balik ke tugas yg di whatsapp, bunyinya "erna silakan melanjutkan menggambar.." hehe.. Sejak saya diterima sbg cpns di sini, ketika ditanya lulusan apa dan saya jawab Teknik Sipil, sebagian besar orang orang disini menyangka saya jago gambar.. wah, Teknik Sipil, jago gambar dong, nanti kalau saya mau bangun rumah, gambar in ya.. 
Saya sih cuma senyam senyum aja, memaklumi mungkin blm faham tentang dunia perteknik sipilan... wkwk.. apa sih bahasanya.. Teknik Sipil itu beda dengan Arsitektur.. yang tugas utamanya gambar, mendisain, mengkonsep sebuah ruang itu adalah Arsitektur. Teknik Sipil yang menerjemahkan gambar menjadi bangunan nyata.. sebuah hal yang berbeda bgt, walaupun di jurusan Teknik Sipil ada mata kuliah gambar teknik, tapi itu porsinya sedikit sekali...
Sebenernya... dulu saya sewaktu mendaftar di pnj juga mengira bhw jurusan teknik sipil itu sama dgn arsitek (krn pengen bgt jadi arsitek stlh gagal tidak bisa ikut sbmptn krn suatu hal) sbmptn kepingin masuk Biologi Ui hehe.. ternyata stlh menjalani kuliah di jurusan teknik sipil, Ya Allah.. berat bgt... saking beratnya saya sampe kena thifus dua kali, akibat sering begadang ngerjain tugas dan makan tidak teratur plus stress hahaha...
So balik ke arsitek or sipil, semoga tidak tertukar lagi ya...

Ditulis di atas commuterline sambil menunggu antrian di sinyal masuk stasiun Manggarai..
26 Januari 2016